Nakes Demo – Honorer tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia telah menjadi salah satu bagian penting dalam sistem pelayanan kesehatan, khususnya di daerah-daerah terpencil. Mereka telah mengabdikan diri selama bertahun-tahun dengan harapan suatu hari bisa diangkat menjadi pegawai tetap atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Namun, kebijakan yang diharapkan sering kali tidak berpihak kepada mereka. Hal ini yang memicu unjuk rasa dari para honorer nakes di Aceh Singkil, sebuah wilayah yang mengalami minimnya alokasi formasi PPPK untuk tenaga kesehatan pada tahun 2024.
Pada 18 Oktober 2024, puluhan honorer nakes di Aceh Singkil menggelar aksi demo di depan Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Singkil, menyuarakan tuntutan mereka terhadap pemerintah daerah dan pusat. Mereka merasa formasi yang disediakan tidak cukup untuk mengakomodasi kontribusi besar yang telah mereka berikan selama bertahun-tahun.
Latar Belakang Demo Nakes
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para honorer nakes di Aceh Singkil bukan tanpa alasan. Pada tahun 2024, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil membuka 1.815 formasi PPPK. Namun, dari jumlah tersebut, hanya satu formasi yang diperuntukkan bagi dokter spesialis penyakit dalam. Sementara itu, tenaga kesehatan lainnya, yang telah lama mengabdi, tidak mendapatkan kesempatan yang cukup.
Pendamping hukum dari Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA) Aceh Singkil, Kaya Alim, yang turut hadir dalam aksi tersebut, menegaskan bahwa ini adalah bentuk ketidakadilan bagi para tenaga kesehatan honorer. “Dari 1.815 formasi PPPK yang dibuka, hanya satu formasi yakni untuk dokter penyakit dalam,” katanya dalam orasinya. Hal ini menimbulkan kekhawatiran besar bagi para nakes yang sudah lama mengabdi namun masih belum mendapat pengakuan dalam bentuk pengangkatan sebagai PPPK.
Tuntutan Para Demonstran
Selama aksi berlangsung, para nakes yang mayoritas berjenis kelamin perempuan ini membawa poster-poster berisi tuntutan terkait formasi PPPK yang lebih adil. Mereka meminta setidaknya 100 hingga 150 formasi dari total 1.815 formasi yang tersedia agar dialokasikan untuk tenaga kesehatan honorer. Mereka merasa bahwa kontribusi mereka selama bertahun-tahun diabaikan.
“Kami minta dari 1.815 formasi, setidaknya kami diberikan 100 sampai 150 formasi, tolong beri keadilan untuk kami,” teriak salah satu demonstran.
Tuntutan ini muncul bukan hanya didasarkan pada keinginan untuk mendapatkan pengakuan formal, tetapi juga karena pengorbanan yang telah mereka lakukan selama bertahun-tahun. Banyak dari tenaga kesehatan ini telah bekerja selama lebih dari satu dekade, bahkan ada yang telah mengabdi selama 15 tahun. Mereka menekankan bahwa pendidikan di bidang kesehatan membutuhkan biaya yang mahal, dan pengabdian yang mereka berikan seharusnya dihargai dengan kebijakan yang adil.
“Nakes itu sekolahnya mahal, kami sudah 10 tahun mengabdi, bahkan ada yang sudah 15 tahun mengabdi,” teriak seorang demonstran lainnya.
Kondisi Para Nakes yang Berunjuk Rasa
Aksi unjuk rasa ini diikuti oleh berbagai kalangan tenaga kesehatan, termasuk beberapa yang tengah hamil. Mereka tetap turun ke jalan meskipun dalam kondisi yang tidak mudah, menunjukkan betapa mendesaknya situasi yang mereka hadapi. Para demonstran berharap aksi ini bisa menggugah hati para pemangku kebijakan di Aceh Singkil, khususnya DPRK, untuk segera mengambil tindakan nyata atas keluhan mereka.
Dalam orasinya, Kaya Alim menegaskan bahwa perjuangan para tenaga kesehatan ini bukan hanya tentang mereka sendiri, melainkan juga untuk masa depan pelayanan kesehatan di Aceh Singkil. “Para nakes ini sudah puluhan tahun mengabdi untuk daerah, namun seakan terabaikan. Tolong pikirkan nasib mereka,” pungkasnya.
Respons DPRK Aceh Singkil
Tidak lama setelah aksi unjuk rasa berlangsung, Ketua DPRK Aceh Singkil, H. Amaliun, keluar menemui para demonstran. Dalam tanggapannya, Amaliun menyatakan bahwa pihak DPRK sebenarnya telah memanggil Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) untuk membahas formasi PPPK ini. Namun, ia menyayangkan bahwa formasi yang ditetapkan sangat terbatas.
“Kami sayangkan, kenapa ini bisa terjadi. Akan tetapi informasi yang kami dengar dari BKPSDM, bahwa ketetapan formasi ini dari pusat sesuai dengan kebutuhan daerah,” jelas Amaliun.
Meskipun demikian, para demonstran tetap mendesak agar DPRK tidak hanya berhenti pada ucapan semata. Mereka berharap DPRK bisa segera menyurati Bupati dan BKPSDM untuk memperjuangkan nasib para nakes honorer.
Mengapa Aksi “Nakes Demo” Terjadi?
Aksi protes atau yang dikenal dengan sebutan “Nakes Demo” semakin sering terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Terutama di kalangan tenaga kesehatan honorer. Salah satu alasan utama adalah ketidakpuasan terhadap kebijakan. Pemerintah dalam hal pengangkatan tenaga honorer menjadi PPPK atau Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Para nakes yang telah bertahun-tahun mengabdi merasa bahwa mereka diabaikan dalam setiap kebijakan pengangkatan pegawai baru. Banyak dari mereka yang telah melalui pendidikan mahal dan bekerja dalam kondisi yang sulit di daerah-daerah terpencil, namun tidak mendapat kepastian status kepegawaian. Keputusan yang minim formasi untuk tenaga kesehatan ini memperkuat ketidakadilan yang mereka rasakan.
Kondisi ini tentu saja menambah keresahan di kalangan tenaga kesehatan, yang pada akhirnya menuntut mereka untuk melakukan aksi demo sebagai bentuk perjuangan hak-hak mereka. Aksi-aksi ini biasanya diwarnai dengan tuntutan-tuntutan agar pemerintah lebih memperhatikan kontribusi mereka dan memberikan kesempatan yang lebih besar untuk pengangkatan sebagai PPPK atau PNS.
Harapan Para Nakes dan Masa Depan Formasi PPPK
Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh para honorer nakes di Aceh Singkil ini menunjukkan betapa mendesaknya masalah formasi PPPK bagi mereka. Mereka berharap pemerintah daerah dan pusat dapat mendengar keluhan mereka dan mengambil langkah konkret untuk memberikan keadilan.
Harapan utama dari para tenaga kesehatan ini adalah adanya revisi kebijakan dalam hal penentuan formasi PPPK. Mereka menginginkan agar pemerintah tidak hanya memprioritaskan tenaga kesehatan dengan spesialisasi tertentu, tetapi juga memberikan kesempatan bagi nakes umum yang telah mengabdi selama bertahun-tahun.
Di sisi lain, pemerintah pusat dan daerah diharapkan lebih transparan dan terbuka dalam menyusun formasi PPPK, dengan mempertimbangkan kebutuhan daerah serta aspirasi para tenaga kesehatan yang selama ini menjadi tulang punggung pelayanan kesehatan di pelosok negeri.
Tips Penting!
Berikut adalah lima tips bagi tenaga kesehatan untuk mempersiapkan diri menghadapi seleksi CPNS atau PPPK:
1. Pelajari Materi Seleksi dengan Mendalam
Pastikan Anda menguasai materi yang akan diujikan dalam seleksi, seperti Tes Kompetensi Dasar (TKD) dan Tes Kompetensi Bidang (TKB) khusus tenaga kesehatan. Materi TKD meliputi wawasan kebangsaan, tes intelegensi umum, dan tes karakteristik pribadi. Untuk TKB, fokuslah pada bidang kesehatan yang relevan dengan formasi yang Anda lamar. Rutin mengerjakan latihan soal sangat membantu dalam meningkatkan kemampuan analisis dan mempersiapkan mental menghadapi ujian.
2. Gunakan Sumber Belajar yang Berkualitas
Selain mempelajari materi secara mandiri, gunakan sumber belajar dari platform bimbingan belajar yang terpercaya, seperti aplikasi JadiNAKES. Aplikasi ini menawarkan berbagai materi pembelajaran yang disusun oleh para ahli, serta latihan soal yang mendekati format soal asli seleksi CPNS atau PPPK. Dengan mengikuti bimbingan yang tepat, Anda bisa lebih terstruktur dalam belajar dan memahami pola soal yang sering keluar.
3. Pahami Peraturan Terkait Seleksi CPNS dan PPPK
Penting untuk memahami peraturan terkini yang berlaku dalam seleksi CPNS dan PPPK, termasuk syarat-syarat administrasi, ketentuan usia, dan alokasi formasi. Informasi ini dapat diperoleh melalui situs resmi seperti BKN (Badan Kepegawaian Negara) dan instansi terkait. Menghindari kesalahan dalam persyaratan administrasi bisa menjadi kunci untuk meloloskan tahap awal seleksi.
4. Jaga Kesehatan Fisik dan Mental
Proses seleksi CPNS dan PPPK bisa cukup menegangkan. Oleh karena itu, penting untuk menjaga kesehatan fisik dan mental selama masa persiapan. Konsumsi makanan bergizi, tidur yang cukup, serta berolahraga secara teratur agar stamina tetap terjaga. Lakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau latihan pernapasan untuk mengurangi stres, sehingga Anda lebih siap dan fokus saat ujian berlangsung.
5. Tingkatkan Pengalaman dan Keterampilan Praktis
Selain menguasai materi, pengalaman praktis di bidang kesehatan sangat berharga. Terlibat aktif dalam kegiatan di puskesmas, rumah sakit, atau lembaga kesehatan lainnya dapat meningkatkan nilai tambah Anda sebagai pelamar. Pastikan Anda juga memperbarui keterampilan medis terbaru sesuai dengan perkembangan teknologi dan kebijakan kesehatan yang terus berkembang.
Dengan mempraktikkan kelima tips ini, Anda dapat memaksimalkan persiapan dan meningkatkan peluang untuk lolos seleksi CPNS atau PPPK di bidang kesehatan.
Demo nakes di Aceh Singkil yang terjadi pada Oktober 2024 menunjukkan betapa pentingnya pengakuan dan keadilan bagi para tenaga kesehatan honorer. Mereka telah lama mengabdi dan berkorban untuk daerah, namun masih mengalami ketidakpastian dalam status kepegawaian. Pemerintah diharapkan dapat lebih memperhatikan tuntutan mereka dengan menyediakan formasi PPPK yang lebih proporsional.
Bagi para tenaga kesehatan yang bercita-cita untuk meningkatkan kompetensi dan peluang karier, pendidikan lanjutan sangatlah penting. Untuk mempersiapkan diri menghadapi seleksi CPNS maupun PPPK, Anda bisa bergabung dengan JadiNAKES, sebuah aplikasi bimbingan belajar yang menyediakan berbagai materi dan latihan soal untuk membantu nakes lolos dalam seleksi tersebut.
Sumber Informasi:
Ada yang mau disampaikan? Kami sangat menghargai setiap masukan dari kamu. Klik di sini dan beri tahu kami, ya!
https://bit.ly/FeedbackArtikelJadiNakes