
Macam Macam Cairan Infus Berdasarkan Komposisinya – Macam-macam cairan infus berdasarkan komposisinya sangat penting dalam dunia medis untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Cairan infus terbagi menjadi kristaloid dan koloid, yang masing-masing memiliki kegunaan berbeda. Pemilihan jenis infus harus sesuai dengan kondisi pasien agar pengobatan lebih efektif.
Dengan memahami macam-macam cairan infus berdasarkan komposisinya, tenaga medis dapat memberikan terapi yang tepat.
Macam Macam Cairan Infus Berdasarkan Komposisinya

Cairan Kristaloid
Cairan kristaloid mengandung elektrolit yang mudah diserap tubuh dan dapat berpindah ke ruang ekstraseluler. Jenis ini sering digunakan untuk rehidrasi dan pemulihan cairan.
1. NaCl 0,9% (Normal Saline)
Cairan ini mengandung natrium 154 mEq/L dan klorida 154 mEq/L dengan osmolaritas 308 mOsm/L.Digunakan untuk mengatasi dehidrasi, syok hipovolemik, dan ketidakseimbangan elektrolit.
Karena bersifat isotonik, cairan ini lebih banyak mengisi ruang ekstraseluler tanpa mempengaruhi volume sel.
Namun, penggunaan berlebih dapat menyebabkan hiperkloremia dan asidosis metabolik.
2. Ringer Laktat
Mengandung natrium 130 mEq/L, kalium 4 mEq/L, kalsium 3 mEq/L, klorida 109 mEq/L, dan laktat 28 mEq/L. Cocok untuk pasien dengan kehilangan cairan akibat trauma, luka bakar, atau operasi besar.
Laktat dalam cairan ini berfungsi sebagai buffer yang membantu menyeimbangkan pH tubuh.
Tidak disarankan untuk pasien dengan gangguan hati berat karena metabolisme laktat terjadi di hati.
3. Dextrose 5% (D5W)
Berisi glukosa 50 g/L dengan osmolaritas 252 mOsm/L, sehingga bersifat hipotonik setelah metabolisme, digunakan untuk memberikan energi cepat pada pasien dengan hipoglikemia atau kebutuhan kalori rendah.
Setelah masuk ke dalam tubuh, glukosa dimetabolisme, meninggalkan air bebas yang masuk ke dalam sel.
Tidak cocok untuk resusitasi cairan karena tidak efektif dalam meningkatkan volume intravaskular.
Baca Juga: Jenis Tenaga Kesehatan, Profesi Penting yang Jarang Diketahui!
Cairan Koloid
Cairan koloid mengandung partikel besar yang membantu meningkatkan volume darah dengan menarik cairan ke dalam pembuluh darah.
1. Albumin
Mengandung protein albumin 5% atau 25% dalam larutan saline atau dextrose dengan osmolaritas tinggi, digunakan untuk meningkatkan tekanan onkotik darah pada pasien hipoalbuminemia atau syok hipovolemik.
Albumin membantu menarik cairan dari jaringan ke pembuluh darah, meningkatkan volume intravaskular, cairan ini sering digunakan pada pasien luka bakar, sirosis hati, dan sindrom nefrotik.
2. Dextran
Mengandung polisakarida dengan berat molekul 40.000 atau 70.000 Da dalam larutan saline atau dextrose, berfungsi sebagai volume expander dengan meningkatkan tekanan osmotik koloid dalam darah.
Sering digunakan untuk mencegah trombosis dan meningkatkan perfusi jaringan pada pasien syok, penggunaannya harus diawasi karena dapat menyebabkan reaksi alergi dan gangguan ginjal.
3. Hidroksietil Starch (HES)
Terdiri dari molekul polisakarida sintetis dengan berbagai berat molekul dalam larutan saline atau balanced solution, digunakan untuk resusitasi cairan pada pasien syok hipovolemik atau sepsis berat.
HES meningkatkan volume intravaskular dengan efek yang lebih lama dibandingkan kristaloid. Namun, penggunaan berlebih dapat meningkatkan risiko disfungsi ginjal dan gangguan koagulasi.
Baca Juga: Piramida Gizi Seimbang Kementerian Kesehatan, Simak Panduannya!
Efek Samping Infus

Infus adalah prosedur medis yang umum digunakan untuk memberikan cairan atau obat langsung ke dalam tubuh melalui pembuluh darah, meskipun umumnya aman, infus dapat menyebabkan beberapa efek samping yang perlu diwaspadai.
Berikut beberapa efek samping yang mungkin terjadi:
1. Rasa Nyeri dan Pembengkakan
Beberapa orang mengalami nyeri di area pemasangan infus akibat jarum yang menusuk kulit, pembengkakan juga bisa terjadi jika cairan infus bocor ke jaringan sekitar.
Biasanya, kondisi ini akan membaik setelah infus dilepas dan diberikan perawatan sederhana.
2. Infeksi di Area Infus
Pemasangan infus yang kurang steril dapat menyebabkan infeksi pada kulit atau pembuluh darah. Gejala infeksi meliputi kemerahan, nyeri, dan keluarnya cairan dari area yang terkena.
Untuk menghindarinya, tenaga medis harus memastikan kebersihan saat pemasangan.
3. Reaksi Alergi
Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi terhadap cairan atau obat yang diberikan melalui infus.
Gejalanya bisa berupa ruam, gatal, hingga sesak napas. Jika tanda-tanda alergi muncul, infus harus segera dihentikan dan diganti dengan alternatif lain.
4. Pembekuan Darah
Infus yang digunakan dalam waktu lama dapat menyebabkan pembekuan darah di pembuluh vena. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri dan bengkak di area yang terkena.
Jika tidak ditangani dengan baik, pembekuan darah bisa berisiko menyebabkan komplikasi yang lebih serius.
5. Ketidakseimbangan Elektrolit
Pemberian cairan infus yang tidak sesuai kebutuhan tubuh dapat menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit. Kondisi ini bisa menimbulkan gejala seperti mual, lemas, dan gangguan irama jantung.
Oleh karena itu, dosis infus harus disesuaikan dengan kondisi pasien.
6. Overload Cairan
Jika tubuh menerima terlalu banyak cairan infus, bisa terjadi overload yang membebani jantung dan paru-paru. Gejalanya meliputi sesak napas, peningkatan tekanan darah, dan pembengkakan tubuh.
Untuk mencegahnya, dokter harus mengatur volume cairan yang diberikan.
Meskipun efek samping infus dapat terjadi, sebagian besar bisa dicegah dengan prosedur yang tepat dan pemantauan medis yang baik.
Jika mengalami gejala yang mengkhawatirkan, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk mendapatkan penanganan yang sesuai.
Baca Juga: Jenis Tenaga Kesehatan di Puskesmas, Apa Perannya Dalam Kesehatan Masyarakat?
Memahami macam-macam cairan infus berdasarkan komposisinya sangat penting untuk menentukan terapi cairan yang tepat bagi pasien.
Cairan kristaloid lebih efektif untuk rehidrasi, sedangkan koloid digunakan untuk meningkatkan volume darah.
Pemilihan jenis cairan harus disesuaikan dengan kondisi medis pasien agar terapi berjalan optimal.
Sumber: Hellosehat, Aidohealth, Alodokter
Program Value Jadi NAKES 2025
“APK Bimbel UKOM Mahasiswa Kesehatan 2025 Belajar & Berlatih Memakai Metode Cepat”
📋 Cara Membeli dengan Mudah:
- Unduh Aplikasi JadiASN: Temukan aplikasi JadiASN di Play Store atau App Store, atau akses langsung melalui website.
- Masuk ke Akun Anda: Login ke akun JadiNAKES Anda melalui aplikasi atau situs web.
- Pilih Paket yang Cocok: Dalam menu “Beli”, pilih paket bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan Anda. Pastikan untuk melihat detail setiap paket.
- Gunakan Kode Promo: Masukkan kode “BIMBELNAKES” untuk mendapat diskon spesial sesuai poster promo
- Gunakan Kode Afiliasi: Jika Anda memiliki kode “RES128”, masukkan untuk diskon tambahan.
- Selesaikan Pembayaran: Pilih metode pembayaran dan selesaikan transaksi dengan aman.
- Aktivasi Cepat: Paket Anda akan aktif dalam waktu singkat setelah pembayaran berhasil.
Ayoo Download Aplikasi JadiAsn karena banyak sekali yang bisa kamu dapatkan agar kalian CEPAT TERLATIH dengan Soal soal NAKES 2025!!!
- Dapatkan ribuan soal CPNS 2025 dengan pembahasan yang mudah dipahami, berupa video dan teks
- Live Class Gratis (Berlajar Bareng lewat Zoom)
- Materi-materi NAKES 2025
- Ratusan Latsol NAKES 2025
- Puluhan paket Simulasi NAKES 2025
- dan masih banyak lagi yang lainnya